Ekonomi

Jakarta (KT) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah telah melakukan dua kesalahan besar di bidang ekonomi yang membuat kemajuan Indonesia lebih lambat dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

SURABAYA (KT) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia (BI) Jatim terus berkomitmen dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama dalam menyusun strategi menghadapi krisis global yang terus terjadi.
Untuk itulah, Gubernur Jawa Timur Soekarwo memimpin langsung Forum Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional dengan tema ‘Evaluasi dan Solusi Rekomendatif dalam rangka Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur’ di Gedung BI, Jl. Pahlawan Surabaya, Selasa (22/8).
Saat ini Indonesia dan Jatim tengah menghadapi krisis ekonomi yang tak kunjung membaik. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan berdampak langsung kepada daerah seperti Jatim. “Pertumbuhan ekonomi Jatim hingga semester I tahun 2017 mencapai 5.21 % jumlah ini diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5.01 %,” terangnya.
Dikatakan oleh Soekarwo struktur PDRB Jatim tertinggi disumbang sektor industri yang mencapai 28.92%, sektor perdagangan menyumbang 18.00% dan sektor pertanian sebesar 13.31%. Sementara untuk struktur tenaga kerja sebanyak 36.49%, sektor perdagangan 21.01% dan 14.47 di sektor industri.
"Share sektor pertanian terhadap PDRB lebih tinggi dari tenaga kerja ini harus diantisipasi. Petani kita sering kali kalah dalam pertarungan, karena mereka hanya memiliki lahan sedikit, kemudian proses on farm dan off farm juga terpisah,” tegasnya.
Menurutnya, terdapat beberapa hambatan dalam pertumbuhan ekonomi di Jatim. Salah satunya disebabkan oleh beberapa komoditi pertanian terutama tanaman pangan yang terjadi penurunan sebesar 0.42 % pada triwulan II tahun 2017 dari 3.39 % pada triwulan II tahun 2016.
Pakde Karwo memiliki strategi guna mencapai akselerasi pencapaian sasaran tanaman pangan khususnya Padi di tahun 2017. Ditargetkan, luas tambah tanam Padi dari luas tanam 2.395.933 ha dengan luas panen 2.300.103 mampu menghasilkan 13.874.221 ton produksi dengan produktivitas mencapai 60.32 ha.
Ditambahkan, Pemprov Jatim juga merekomendasikan percepatan belanja pemerintah untuk menstimulasi surplus nett ekspor dan mengurangi lag investasi menjadi realisasi investasi.
Pada kondisi dinamika perekonomian global seperti saat ini belum terdapat kepastian perbaikan maka konsumsi rumah tangga sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian di Jatim.
Dihadapan, Kepala BPS, BPK, DPRD Jatim, Bupati/Walikota se-Jatim dan seluruh perangkat OPD tim ekonomi, Pakde Karwo berharap agar pemerintah daerah negara harus hadir untuk memberikan bunga kredit yang murah untuk modal usaha kepada masyarakat melalui konsep loan agreement.
“Pemberian bunga kredit tersebut diharapkan dapat menggerakkan produktivitas di sektor riil khususnya pada sektor UMKM,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan, semua elemen perlu bekerja keras untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Jatim. Terdapat empat hal yang menjadi usulan dari Bank Indonesia agar pertumbuhan ekonomi bisa meningkat.
Pertama, perbaikan kinerja sektoral sebagai ujung tombak ekspor Jawa Timur. Caranya, menginventaris perusahaan eksportir yang memiliki peran nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominJatim. Oleh karena itu, perlu dijaga kinerjanya.
Sektor pertanian menjadi perhatian pada usulan kedua. Salah satu caranya dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan memperbesar pembiayaan pertanian on farm melalui keterpaduan dukungan kelembagaan.
Pada usulan ketiga, lanjutnya yakni memberikan dukungan penguatan kebijakan kepada Pemprov Jatim untuk menjadikan Jatim sebagai pusat argoindustri terbesar di Indonesia.
Usulan terakhir yakni pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru Jatim. Hal ini diperlukan dorongan terhadap sumber ekonomi di luar sektor utama Jatim saat ini. “Saya yakin dengan selesainya pembangunan ruas jalan tol baru di beberapa daerah di Jatim akan mendongkrak kawasan daerah ekonomi baru,” tegasnya.
Sementara catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur disebutkan pertumbuhan ekonomi Jatim lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,1 persen.
Struktur PDRB Jatim, distribusi terbesar disumbang oleh Industri pengolahan sebanyak 28.93 %, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebanyak 18.19 %. Sedangkan pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang sebesar 13.60 %.
Sementara itu, Sektor-sektor lapangan usaha yang menunjang pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) yakni pertambangan dan penggalian sebesar 10,92 persen, sektor penyediaan akomidasi dan makan minum sebesar 8,09 persen, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,82 persen, dan sektor pertanian tumbuh 5,39 persen. (min)

Jakarta (KT) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga makanan jadi dan biaya pendidikan menjadi penyebab utama terjadinya laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen.
Darmin: Tidak Benar BUMN Diutamakan Untuk PSN

Jakarta (KT) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menampik anggapan bahwa pemerintah dianggap terlalu mengutamakan BUMN dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Darmin: Inflasi Masih Bisa di Bawah Empat Persen

Jakarta (KT) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis laju inflasi sepanjang 2017 masih bisa mencapai di bawah empat persen kendati pada awal-awal tahun inflasi cukup tinggi.

Badan Umum Milik Daerah (BUMD) PT Panca Wira Usaha (PWU) menjadi salah satu lembaga di lingkungan pemerintah provinsi yang hinggga saat ini masih menuai banyak sorotan. Salah satunya terkait sumbangannya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim yang hingga saat ini dinilai minim.
Berita Terkini
-
Propinsi Feb 15, 2019
-
Propinsi Feb 15, 2019
-
Laporan Utama Jan 13, 2019
-
Laporan Utama Jan 11, 2019
-
Ekbis Jan 11, 2019
-
Berita Utama Jan 01, 2019
-
Sidoarjo Jan 01, 2019
-
Berita Kota Jan 01, 2019
-
Berita Foto Dec 24, 2018
-
Berita Utama Dec 24, 2018
-
Berita Kota Dec 23, 2018
-
Opini Dec 23, 2018
-
Berita Utama Dec 23, 2018
-
Tajuk Dec 23, 2018
-
Opini Dec 23, 2018
-
Berita Utama Dec 23, 2018
-
Archipelago Dec 22, 2018
-
Metro Dec 16, 2018
-
Metro Dec 13, 2018
-
NASIONAL Dec 13, 2018
-
Blitar Dec 13, 2018
-
Berita Utama Dec 09, 2018